Thursday, March 29, 2018

ratip si bidadari

persis menginjak teritip
bila datang sayang paling dalam
kiranya ingin pulang berteman pelangi

susur langkah melamar umang...
yakin pasti puputan sentuhan cinta
lalu hati dihiasi bermandi wangi
lancang mendambakan seorang ratu

meratib pada cantiknya bidadari......
muhasabah pada setia kekasih
berwirid pada himpunan pitis
seperti hela nafas ini..

sirna 
kerna susunanNya telah jadi biasa.

lupa pada ganasnya samudra 
yang mahu ancaknya selautan 
bukan pada lafaz kalimah sendu..pilu.
bukan pada arca terang di jernih air

bisik bidadari


bentangkan sejadah syukur
dakap lah aku dengan waafiah

berdansa dengan tasbih
sama sama kita sujud

Monday, March 19, 2018

cerita anak bangsa




mereka bukan sundal melacurkan bangsa
bukan sikaya penjerut dana 
fakir gelandangan  juga  bukan 
bukan pengemis penghadang jalan
bukan mubaligh penukar ugama

takbir mereka cuma di sudut kecil
sujudnya tak beralas sejadah
salamnya sekadar bisikan  di telinga

hasil kudrat hanya sesuap
dibahagi empat untuk keluarga
tiada daya menimbun harta
tiada daya merebut tahta
masih bersengketa mencari kenyang

tidak juga menjadi berita
jahil adanya krisis negara
atau kisah artis kawin cerai
atau saham naik harga
atau jenaka debat parlimen
damba  bangun pagi mencari rezeki
gagah dengan usaha

masalah suapan dan cicipan
masalah bil dan hutang
masalah susu dan sekolahan
lali dengan bebanan
dapat saja.. habis

nafas terhimpit sesak bukan kelelahan
bila ufti jadi murah tapi belanjaannya mahal
tabungannya juga ringan
meski sering dipesan

bukan hidup dalam hiba
masih manis walau segalanya tiada
masih punya cinta dan cita
moga warisnya tak seperti dia

20 Mac 18

Wednesday, March 14, 2018

Di Pinggir Samudera







Di Pinggir Samudera

tawa riang anak anak kecicilan
riuh meriah dijiwa dan wajah
lagu ombak tak mengusik peduli tika
tetap berkejaran menari sang ketam berpesta

waktu itu sama dengan waktu dahulu
masih berdiri aku merenung waktu
esok esok masih sempat kah lagi?
mengimbau lagi kenangan lalu
antara manisnya dosa atau jerihnya pahala

udah basah kaki kaki anak itu berdomba
pasir terlekat bukan saja di paha tapi udah di kepala
cerianya berkobar
tanpa ada fikiran lainnya bersuka
kerna minuman dah juadah terhidang sudah
bawah pohon rhu yang bersiul siul mesra

nanti bila istana pasirnya roboh
akan dibena lagi bersama
berpindah lagi jauh dari gigi air
biarlah air laut belum pasang lagi
biarlah badai kemelut yang tak pasti lagi
kerana datangnya nanti kami telah tiada

seolah membena terus harapan
bersama senyuman bangga
terbena istana pasir yang disangka kukuh

itu cerita remaja
masih jauh dan sempat lagi bergembira
masih sempat bercinta
masih sempat bercita cita

sedang aku terus kaku menghitung waktu
hampir sudah destinasi nyawa ku
menghitung baki nafas yang terhela
menimbang dosa dan pahala
bukan syurga yang dipinta
tapi jangan sekali kali ke neraka

15 Mac 18