Di Pinggir Samudera
tawa riang
anak anak kecicilan
riuh meriah
dijiwa dan wajah
lagu ombak
tak mengusik peduli tika
tetap
berkejaran menari sang ketam berpesta
waktu itu
sama dengan waktu dahulu
masih
berdiri aku merenung waktu
esok esok
masih sempat kah lagi?
mengimbau
lagi kenangan lalu
antara
manisnya dosa atau jerihnya pahala
udah basah
kaki kaki anak itu berdomba
pasir terlekat
bukan saja di paha tapi udah di kepala
cerianya
berkobar
tanpa ada
fikiran lainnya bersuka
kerna
minuman dah juadah terhidang sudah
bawah pohon
rhu yang bersiul siul mesra
nanti bila
istana pasirnya roboh
akan dibena
lagi bersama
berpindah
lagi jauh dari gigi air
biarlah air laut
belum pasang lagi
biarlah
badai kemelut yang tak pasti lagi
kerana
datangnya nanti kami telah tiada
seolah membena
terus harapan
bersama
senyuman bangga
terbena
istana pasir yang disangka kukuh
itu cerita
remaja
masih jauh
dan sempat lagi bergembira
masih sempat
bercinta
masih sempat
bercita cita
sedang aku
terus kaku menghitung waktu
hampir sudah
destinasi nyawa ku
menghitung
baki nafas yang terhela
menimbang
dosa dan pahala
bukan syurga
yang dipinta
tapi jangan
sekali kali ke neraka
15 Mac 18
No comments:
Post a Comment